Akhlak dalam Bermedia Sosial

Inti dari ajaran nilai dalam Islam adalah kemaslahatan untuk seluruh umat manusia, alam dan isinya serta memperoleh keridhaan Allah. Kemaslahatan yang dimaksud salah satunya adalah akhlak.

Nilai akhlak adalah sebuah pengajaran terhadap individu untuk berperilaku baik dalam tataran kehidupan, sesuai dengan aturan yang berlaku demi mewujudkan harmonisasi kehidupan dalam Islam. Contoh utama dari perilaku atau tabiat yang baik disandarkan pada Rasulullah Saw sebagai suri tauladan.

Sebagaimana firman Allah Swt sbb :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab ayat 21).

Dalam haditsnya Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak" (HR. Baihaqi).

Dalam beberapa tahun terakhir terjadi banyak perubahan seiring dengan hadirnya era informasi dan pengetahuan yang ditandai oleh pemanfaatan teknologi informasi dalam kehidupan sosial. Di satu sisi pemanfaatan informasi dan teknologi dapat memudahkan dalam berbagai hal. Namun, di sisi lain ada pula dampak negatifnya.

Dampak tersebut begitu terasa terutama dalam perkembangan media sosial. Apa itu media sosial? Media sosial adalah sebuah media/alat untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu, Yang paling sering digunakan diantaranya adalah WhatsApp, Facebook, Twitter X, LinkedIn, Instagram, YouTube, Snapchat, TikTok, Line dan lain-lain.

Namun disayangkan, saat ini banyak sekali ditemukan penyimpangan nilai-nilai akhlak dalam menggunakan media sosial. Media sosial yang seyogyanya digunakan sebagai sarana interaksi dan sosialisasi agar silaturahmi tetap terjaga tanpa terhalang oleh waktu dan tempat, kini sering disalahgunakan. Media sosial cenderung digunakan sebagai ajang pamer, seperti pamer harta, pamer kemesraan dengan pasangan, pamer kata-kata bijak agar dianggap baik dan pintar, pamer beribadah agar dianggap alim, pamer bersedekah agar dianggap dermawan, pamer kesuksesan, dan pamer hal-hal lain yang berujung pada unsur ria atau sombong serta ingin dipuji; ajang maksiat seperti mengekpos berita-berita bohong, gibah, fitnah, ujaran kebencian, memamerkan keindahan tubuh (kecantikan, kegantengan), atau mengekspos gambar atau video yang tidak layak; serta perbuatan-perbuatan maksiat lainnya.

 

Ini membuktikan bahwa pengaruh dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang sangat mengkhawatirkan, karena sedikit demi sedikit perkembangan teknologi ini memberikan pengaruh terhadap perilaku sosial manusia, melunturkan nilai-nilai kebudayaan, dan menurunnya nilai-nilai akhlak.

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus hati-hati dalam bermedia sosial terutama dengan menjaga tangan kita sebagai perwakilan lisan dan diri kita. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam bermedia sosial yang sesuai dengan nilai-nilai akhlak dalam Islam dalam menggunakan media sosial.

Pertama, Berhati-Hati Dalam Memposting Sesuatu

Setiap akan memposting sesuatu atau berkomentar usahakan selalu lakukan 3S = Saring Sebelum Sharing, yang artinya, setiap informasi yang diterima tidak ditelan secara mentah-mentah akan tetapi perlu diteliti terlebih dahulu, apakah itu dari sumber yang valid dan dapat dipercaya atau sekedar hoaks.




Allah berfirman dalam QS An-Nur ayat 11 sebagai berikut

اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
 

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.

 

Kedua, Selektif Dalam Menerima Informasi

Berbagai informasi yang menyebar dengan cepat melalui media sosial harus diimbangi dengan perilaku selektif dari kita semua terhadap informasi yang diterima dan jangan sampai kita menyebarkan berita maupun informasi yang belum dapat dibuktikan kebenarannya, Dengan demikian, penyebaran berita bohong (hoax) yang dampaknya sangat merugikan dapat dicegah. Hoax dapat menimbulkan dampak psikologi dan emosional, menimbulkan kebingungan, merasa tidak aman, kehilangan reputasi, materi bahkan kehilangan nyawa.

Allah Swt berfirman di dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra' ayat 36:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ اِنَّ السَمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلئِكَ كَا نَا عَنْهُ مَسْئُولاً

Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya."

Ketiga, Gunakan Kata-Kata Yang Baik Dan Bijak

Dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman yang tinggi. Alangkah baiknya apabila sedang melakukan komunikasi pada jaringan internet menggunakan bahasa yang sopan dan layak serta menghindari penggunaan kata atau frasa multitafsir. Setiap orang memiliki preferensi bahasa yang berbeda, dan dapat memaknai konten secara berbeda, setidaknya dengan menggunakan bahasa yang jelas dan lugas Anda telah berupaya mengunggah konten yang jelas pula.

Allah Swt berfirman di dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra' ayat 53:

وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا

Artinya: "Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia."

Keempat, Bertanggungjawab Atas Apa Yang Kita Pos Di Media Sosial

Selalu diingat media sosial merupakan ranah publik yang bisa dilihat banyak orang. Meskipun dalam media sosial setiap orang diberikan kebebasan berekspresi, bukan berarti bebas pula dalam beretika. Untuk itu, dalam menggunakan media sosial tetap harus selalu menjaga etika, sopan santun dan bersikap respect kepada pandangan/pendapat teman serta orang-orang yang ada di media sosial, sehingga tidak akan menyinggung perasaan mereka. Selain itu, perlu hati-hati dalam menyebarkan informasi atau konten di media sosial, terutama konten negatif yang bisa memicu perdebatan. Saat ini, berita hoaks dan palsu sering kali ditemukan di media sosial bahkan banyak orang yang ikut menyebarluaskan informasi tersebut.

Allah Swt berfirman di dalam Al-Qur'an Surat Al Muddatstsir ayat 38

كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ رَهِيْنَةٌۙ

Artinya: "Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan."

Setiap manusia memiliki kebebasan untuk dapat melakukan perbuatan, tapi tidak lupa dengan tanggung jawab akan perbuatan yang dilakukannya. Jika seorang manusia memilih untuk menuju hal yang kurang baik, maka ia pun akan mendapatkan hasil yang kurang baik pula, dan begitu juga sebaliknya. Namun, pada setiap pilihan yang manusia ambil atau pilih, tanggung jawab tidak akan pernah lepas darinya. Tiap-tiap individu akan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Hal ini juga berlaku dalam menggunakan media sosial, dimana selain bertanggung jawab kepada sesama manusia, juga bertanggung jawab kepada Allah SWT yang mana.

Selanjutnya apa yang harus kita lakukan agar media sosial bisa memberikan nilai manfaat dan menjadi sarana beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT?

Yang pertama kita perlu filter orang/akun yang akan diikuti, terutama orang/akun yang sering kedapatan menyebarkan konten-konten negatif di media sosial miliknya. Cara ini dilakukan untuk membantu kamu dalam membatasi atau mencegah penyebaran isu-isu hoaks dan konten penuh kebencian. Jangan sampai, akibat seringnya melihat konten negatif yang bisa merugikan orang lain jadi ikut terpengaruh dan turut menyebarkan ketakutan, isu, dan kebencian kepada sesama di media sosial. Jadi, pilihlah akun-akun yang menyebarkan konten positif yang bisa bermanfaat untuk kamu ataupun orang banyak.

Selanjutnya, ikutilah orang/akun yang bisa menyebarkan informasi positif dan bermanfaat. Pastikan juga orang-orang yang mengikuti kamu merupakan orang terdekat atau terpercaya saja.

Salah satu akun yang insya Allah memberikan informasi positif dan bermanfaat adalah akun media sosial Masjid Baitussalam. Mulai periode tahun 2024 DKM Masjid Baitussalam mulai melakukan penerapan digitalisasi masjid. Hal ini dilatarbelakangi bahawa masjid memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam, bukan hanya sebagai tempat ibadah semata, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Oleh karena itu, digitalisasi masjid menjadi suatu keharusan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang seiring berjalannya zaman.

Digitalisasi adalah proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Dengan digitalisasi diharapkan dapat menjadikan manajemen masjid dapat lebih efisien dan transparan, serta dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada jamaah dan masyarakat umum. Contoh penerapan digitalisasi pada masjid antara lain display jadwal salat, TV display informasi masjid, video kajian/kegiatan, pembayaran infak dan zakat melalui QRIS, laporan masjid berupa dokumen pdf dan sejenisnya, website, media sosial, pemasangan WIFI, aplikasi pengelolaan masjid, dan lain-lain.

Berikut ini website dan akun media sosial Masjid Baitussalam, silakan ikuti/subscribe untuk mendapatkan informasi terkini :

·         Website    : www.masjidbaitussalam.id

·         Youtube    : Masjid Baitussalam BTR

·         Instagram : @masjidbaitussalam.btr

·         Tiktok       : @masjidbaitussalam.btr

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama